Rabu, 09 Januari 2008

TOKUSHIMA DALAM KERANJANG BOLA BASKET






Oleh Irmanto

Tokushima, 1/8/2007 - Tidak tampak spanduk atau baliho Kejuaraan Asia Bola Basket nomor putra di jalan-jalan di kota Tokushima, Jepang, tuan rumah penyelenggara event bergengsi dua tahunan itu.



Dari bandara Tokushima hingga ke jantung kota, suasana kota berpenduduk sekitar 260.000 jiwa itu tidak mencerminkan bahwa 16 tim nasional dari 16 negara di benua Asia tengah berlaga memperebutkan tiket ke Olimpiade Beijing 2008.


Di tempat-tempat umum seperti bandara, stasiun kereta, dan stasiun bus, bahkan di depan hotel resmi event itu pun tidak dipasang spanduk turnamen bola basket yang berlangusng hingga 5 Agustus itu.


Suasana ada pesta bola basket tingkat Asia baru agak terasa saat akan memasuki hall bola basket Asty Tokushima dan Tokushima Municipal Gymnasium – venue tempat pertandingan turnamen tersebut. Puluhan spanduk bertuliskan huruf kanji dan latin “FIBA Asia Championship 2007” tampak berkibar di depan halaman gedung olahraga itu.


Hall bola basket Asty Tokushima yang berkapasitas 3.000 tempat duduk itu, hanya terisi paling banyak sekitar 500 penonton pembeli tiket masuk, itu pun hari Sabtu dan Minggu. Kecuali saat tim nasional Jepang akan bertanding.


Tiga jam menjelang tim Jepang bertanding, penonton sudah mulai berdatangan. Pertandingan tim nasional Indonesia melawan Qatar mendapatkan “berkah” penonton, karena pertandingan tersebut berlangsung tiga jam menjelang tim nasional Matahari Terbit itu berlaga melawan Lebanon.


Pada saat tim dari bunga sakura itu berlaga, hampir seluruh tempat duduk terisi penuh. “Itu juga karena karena panitia menjadwalkan pertandingan tim Jepang selepas jam kerja,” kata Hideka Tohara, ofisial media center kejuaraan tersebut.


Berdasarkan jadwal yang disusun panitia kejuaraan itu, tim nasional Jepang selalu bermain pukul 20.15, kecuali hari Sabtu dan Minggu pukul 15.45
Kejuaraan bola basket di Tokushima ini diikuti 16 tim yang terbagi dalam empat grup. Grup A terdiri atas China, Jordania, Iran dan Filipina; Grup B Libya, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Jepang; Grup C Qatar, Kazakhstan, India, dan Indonesia; Grup D Korea Selatan, Hong Kong, Taiwan, dan Syria.


Juara dan runner-up masing-masing grup akan melaju ke perempat final yang dibagi dalam dua grup. Juara dan runner-up dari dua grup itu akan melaju ke empat besar. Keempat tim itu akan saling bertemu untuk memperebutkan peringkat satu hingga empat. Mereka yang tidak lolos keempat besar akan memperebutkan tempat kelima hingga delapan.


Hanya juara pertama yang mendapatkan tiket ke Olimpiade Beijing 2008. Jika yang menjadi juara China, juara pada 2005 di Qatar, maka peringkat kedua yang berhak melenggang ke pesta olahraga dunia itu karena China sebagai tuan rumah otomatis lolos kualifikasi.


Delapan tim lainnya yang tidak lolos ke perempat final, mereka harus bertanding dengan pola yang sama dengan delapan tim yang lolos ke perempat final. Bedanya, mereka bertanding untuk memperebutkan peringkat sembilan hingga 16.


Harga tiket masuk untuk pertandingan babak penysiihan mulai dari 1.000 untuk tirbun atas hingga 6.500 yen.untuk kelas VIP. Sedang harga tiket untuk putaran final mulai 3.000 yen untuk tribun atas 12.000 yen untuk VIP. (satu yen sekitar Rp75).


Lengangnya penonton menyaksikan pertandingan itu karena masyarakat di ibukota provinsi Tokushima itu disibukkan oleh pekerjaan rutin. Pada hari kerja, mereka berangkat dari rumah pukul 07.00 dan sampai di rumah paling cepat pukul 19.00 Kantor pemerintahan, bank, perusahaan (bukan pabrik) di kota yang terletak di Pulau Shikoku itu pada pukul 17.00 sudah tutup. Selepas pukul 17.00 hanya pertokoan dan pasar swalayan yang buka.


”Bukan soal harga tiketnya yang membuat pertandingan itu sepi penonton, tapi lantaran pertandingan itu bentrok dengan jam kerja mereka,” kata Mutsumi Okagawa, yang menjadi pemandu tim nasional bola basket Indonesia.


Menurut karyawati pada perusahaan biro perjalanan Kinki Nippon Tourist itu, harga tiket masuk pertandingan itu tidak bisa dibilang mahal. ”Menurut ukuran kami, harga tiket itu wajar-wajar saja,” ucapnya. .


Suasana pesta baru terasa sekali saat tim Jepang berlaga. Ketika tim kesayangan mereka melawan Uni Emirat Arab, Lebanon, dan Kuwait, dan Kazakhstan semua tempat duduk penuh. Sorak-sorai penonton membahana.


Yang menarik, saat pertandingan berlangsung penonton di kota yang luasnya sekitar 191 kilometer persegi itu tidak melakukan pemihakan khusus kepada tim tuan rumah.
Sebagai contoh saat Jepang menghdapi Lebanon. Saat tim Jepang menyerang mereka meneriakkan ”Nippon Nippon Nippon!”, dan penonton berteriak ”Lib Lib Lib!” saat Lebanon menguasai bola. Mereka bertepuk tangan riuh rendah saat bola masuk ke keranjang, tidak peduli angka untuk tim Jepang maupun tim lawan.


”Kami menikmati pertandingan dan kami menghargai setiap keberhasilan, s iapa pun yang melakukannya. Siapa pun yang mencetak angka, kami berikan apresiasi,” kata Tomoko Iizuka, editor majalah Gekkan Basketball yang berkantor pusat di Tokyo.


Usai pertandingan, penonton di kota yang dialiri sungai Yoshino itu tidak hanya mengelu-elukan pemain Jepang. Sejumlah penonton berdiri di dekat bus kontingen lawan, dan begitu tim lawan ke luar dari hall bola basket, mereka menyerbu dan minta tandatangan serta foto bersama.


”Ini bagian dari ungkapan terima kasih kami atas kedatangan mereka ke kota kami,” kata Tomoko.

Tidak ada komentar: